Material Ramah Lingkungan untuk Bangunan Rumah
Material Ramah Lingkungan – Situasi bumi yang makin mengenaskan tiap harinya mengingatkan kita akan bahaya pemanasan global dan kontribusi manusia pada perubahan cuaca yang drastis ini.
Beralih ke material ramah lingkungan, misalkan kantong belanja dari kain perca, sedotan bambu, atau peralatan makan kayu, dapat menjadi satu diantara langkah untuk menunjukkan rasa sayang kita ke bumi tempat kita tinggal.
Tidak cuma untuk keperluan setiap hari, material ramah lingkungan dapat digunakan untuk membangun rumah. Selain menolong kurangi kontribusi pada pemanasan global, hunian terasa lebih sejuk dan alami. Penasaran dengan material ramah lingkungan yang bisa kamu pakai untuk hunian natural? Yok, baca daftarnya berikut ini.
Material Ramah Lingkungan untuk Bangunan Rumah
Jerami, pelindungan dari panas dan bising
Walaupun jerami sebetulnya telah cukup lama dipakai untuk menutup bagian atap rumah, belakangan ini jerami makin populer sebagai material ramah, khususnya untuk dinding. Dengan harga yang gampang dan murah ditemukan di pasaran, jerami ditempatkan pada ruangan di antara kolom dan kerangka balok.
Material yang ramah ini merupakan isolator panas yang bagus dan berfungsi sebagai peredam suara. Dengan demikian, pemilik hunian tidak gampang berasa panas pada siang hari dan dapat bersantai tanpa suara bising dari luar.
Baja ringan, material antirayap yang tangguh
Pada zaman dulu, beberapa orang membangun rumah memakai kayu sebagai kerangka atap dan kusen jendela. Namun, kayu tidak dapat dianggap sebagai material yang ramah karena bertambahnya permintaan atas kayu mengakibatkan penggundulan rimba secara massal.
Sebagai alternatif, kamu bisa manfaatkan rangka atap baja ringan yang tidak kalah kuat dari kayu. Sebagai material yang ramah, baja ringan dapat didaur ulang berulang-kali, dan akan mengirit ongkos perawatan karena tidak memerlukan obat antirayap.
Bambu, tampil kokoh dan estetik
Selain baja ringan, ada pula material bambu sebagai material ramah yang lingkungan pengganti kayu. Salah satunya material ramah lingkungan yang semakin populer, bambu sendiri telah dikenal sejak jaman dahulu dan kerap dipakai karena sangat kuat dalam menopang beban berat, walau bobot bambunya ringan.
Tanaman kesukaan panda ini tumbuh secara cepat di alam bebas hingga tidak ada kekhawatiran akan berkurangnya stok bambu. Bukan hanya jadi material ramah, tanaman bambu bisa juga meningkatkan nilai estetik pada suatu bangunan.
Tanah yang dipadatkan, teknik dari nenek moyang
Pernahkah terpikirkan untuk manfaatkan tanah yang dipadatkan sebagai material yang ramah untuk membangun rumah? Kenyataannya teknik ini telah diterapkan oleh nenek moyang kita semenjak ribuan tahun kemarin dan terbukti jika material ini tahan lama.
Tanah yang dipadatkan ini dijadikan material yang ramah pengganti beton yang kualitas dan kekuatannya tidak kalah saing. Rumah akan berasa lebih sejuk dan alami.
Material lingkungan hempcrete
Dipandang seperti material yang ramah, hempcrete ialah beton kekinian yang dibuat menggunakan serat tanaman hemp. Serat tanaman itu digabung dengan kapur hingga bentuk adonannya seperti beton biasa.
Bobotnya lebih ringan, tetapi kuat meredam beban berat. Hempcrete ini dikatakan sebagai material yang ramah karena stok tanaman hemp di alam bebas banyak, disebabkan oleh proses pertumbuhan tanaman hemp yang begitu cepat dan berkelanjutan.
Material yang ramah lingkungan ashcrete
Selanjutnya ada inovasi material yang ramah yang diberi nama ashcrete. Sesuai namanya, ashcrete ini dibuat menggunakan abu terbang yang disebut produk hasil pembakaran batu bara. Kedatangan ashcrete ini disebut sanggup menggantikan pemakaian semen tradisional dan daya rekatnya sangat kuat.
Silahkan mempertimbangkan beberapa material yang ramah tadi saat sebelum kamu membuat rumah, untuk keasrian lingkungan dan kenyamanan saat tinggal di properti rumah.